CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Rabu, 12 Maret 2008


Kayaknya PSSI langsung dengerin ocehannya bro eric nich,,, hehee.
Jersey Indonesia Made in Portugal..
Harga : 599 rb,,
Kualitas setara Jersey Manchester United atau Timnas Portugal..
Silahkan cari di Counter Nike terdekat!!!
========Quote from Redshop @United Indonesia Forum===========
OOT dikit yah, kemaren main ke counter nike....
Tahu nggak kalo baju PSSI yang baru keren banget nggak kalah sama
kostum Manchester United ataupun Portugal... bukan dari segi pisiknya
aja ... tapi juga dari harga, takjub gw begitu dengar harga yang di
sebutkan SPG nya yaitu Rp.599.000,- hampir setara dengan kostum
Manchester United....
Ada satu kebanggaan dan kerisian sih, bangga karena ternyata Jersey
nya PSSI harganya bisa setara dengan Jersey klub/timnas Eropa karena
qualitas yang cool... risihnya.... jangan sampe deh penampilan Timnas
kita hanya numpang jadi tuan rumah doang..... hanya sebagai
penyelenggara doang.... buktikan apa yang di beli supporters semahal
itu (termasuk gw yang masuk daftar waiting list karena memang tuh
kostum belon bisa di jual) menjadi dukungan agar prestasi timnas
terlecut kalo perlu keluar sebagai juara.... dan kerennya lagi ini
Jersey ternyata made in Portugal
Ayo Timnas we're support you... full
=============================================
-MetezX-
"Siap Meluncur ke Senayan City hari ini... ^ ^
--- In bolaml@yahoogroups.com, eric cassano <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mengapa kaos timnas norak! Merek boleh keren, NIKE, tapi kualitas
bahan, desain, dan segalanya tidak lebih baik dari produk lokal!
lantas kenapa PSSI dengan mudahnya menyetujui proposal appareal
NIKE?, kalo tidak bisa menjualnya ke masyarakat, sebagai salah satu
kaos kebanggaan..
>
> Apakah harga dan biaya menjadi hambatan?..
> PSSI dan NIKE melupakan satu hal dasar, masyarakat kita adalah
masyarakat yang konsumtif! oleh karena itu meskipun harga kaos timnas
akan mahal (misal sama dengan kaos timnas negara maju > 500 ribu-an)
akan tetap diburu dan dicari pendukungnya karena kualitasnya tidak
mengecewakan.
>
> Jangankan untuk memiliki kaos timnas dengan kualitas dan model
seperti negara-negara beken (Brasil, Belanda, dll) dengan negara
tetangga Malaysia dan Autralia saja kualitasnya jauh berbeda! (lihat
gambar attach)
>
> Perbedaan dasar adalah dari bahan kaos! Kaos timnas Malaysia dan
Australia cenderung dingin bahannya dan dapat menyerap panas,
sementara kaos timnas Indonesia tidak.
> Perbedaan kualitas logo negara atau lambang organisasi sepak bola!
Kaos timnas Malaysia dan Australia memiliki hasil bordir yang jelas
dan rapih, sedangkan kaos timnas Indonesia hasil bordiran Burung
Garuda sangat mengecewakan! Ini "menghina" lambang Negara RI, masa
gambar burung Garuda kaya burung kutilang. Dimana reputasi-mu PSSI??
> Perbedaan berikutnya adalah nomor punggung! Kaos timnas Malaysia
dan Australia menggunakan nomor punggung dengan model asli NIKE saat
ini sementara kaos timnas Indonesia tidak! (kaya sablon adisi)
> Perbedaan yang dapat mencirikan orisinalitas dan kekhasan tiap
negara, yaitu timnas Malaysia memiliki LOGO KERIS di bagian bawah,
sementara kaos timnas kita tidak!
>
> Saya harap ajang Piala Asia 2007, menjadi era baru dari
pembaharuan kaos timnas (jersey) Indonesia. Alangkah bangganya saya
selaku pendukung timas Indonesia mendukung langsung di stadion Gelora
Bung Karno dengan menggunakan kaos kebanggaan dengan kualitas sama
seperti negara-negara besar sepakbola lainnya. Dan saya pun yakin
para pemain akan mengenakannya dengan bangga dan penuh perjuangan!
>
> terima kasih,

Selasa, 11 Maret 2008

kurniawan D Y


Kurniawan Berhasrat Jebol Gawang Dortmund Setengah tak percaya ketika Kurniawan Dwi Yulianto mendengar namanya dipanggil timnas senior untuk menghadapi klub asal Jerman Borussia Dortmund. Striker berusia 31 tahun tersebut tak ingin melewatkan kesempatan berharga ini begitu saja. ‘Kurus’ --panggilan akrab Kurniawan-- ingin menunjukkan bahwa ia memang masih layak masuk dalam jajaran striker top di tanah air. “ Saya berterima kasih pelatih Benny Dollo memberikan kepercayakan kepada saya sebagai salah satu pemain timnas menghadapi Dortmund nanti. Jika nanti diberikan kesempatan, saya akan tampil sebaik mungkin, “ kata si ‘Kurus’ yang memiliki 56 caps dan 32 gol bersama timnas senior. Kurniawan terakhir kali memperkuat timnas senior pada laga persahabatan melawan timnas Australia di Melbourne, (16/01/05). Setelah itu namanya sudah tak lagi menghiasai kostum tim nasional bernomor pungggung 10. Hal itu seiring juga dengan menurunnya prestasi ‘Kurus’ di klub. Tiga kali ‘Kurus’ berpindah klub, yakni Persija, Serawak dan PSS Sleman, sebelum akhirnya menemukan kembali ketajamannya di klub Persitara Jakarta Utara musim ini. Nama Kurniawan sendiri mulai dikenal dan menjadi buah bibir di kalangan sepakbola nasional dan Asia, saat ikut memperkuat klub asal Italia Sampdoria sebagai ‘guest player’, dalam tur ke Asia pada tahun 1994. Bahkan Kurniawan mencetak satu gol ke gawang Indonesia Selection dan membawa Sampdoria menang 3-2. Saat itu Kurniawan bermain bersama bintang – bintang tenar seperti David Platt dan Atilio Lombardo, di bawah asuhan pelatih Sven Goran Ericksson. Pertandingan itu sendiri berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta dan dipenuhi oleh lebih dari 100 ribu penonton. “ Gol itu adalah kenangan terindah yang takkan pernah dilupakan sepanjang hidup saya. Itu penampilan perdana setelah satu tahun berlatih di Tavarone Italia. Kini disaat orang bilang saya berada di senja karir, tentunya saya ingin menutupnya dengan penampilan apik menghadapi Dortmund, bahkan kalau bisa dengan mencetak gol,” ujar pemain pertama Indonesia yang merumput di liga Eropa bersama klub FC Luzern (Swiss). Meski begitu, Kurniawan mengaku tidak terlalu mempersiapkan secara khusus jelang laga melawan Dortmund. Ia justru kini sedang fokus bermain bersama Persitara yang berambisi masuk superliga 2008. (asp) Data dan Fakta Kurniawan Bersam Timnas Senior : Nama : Kurniawan Dwi YuliantoTTL : Magelang, 13-07-1976Caps : 56Gol : 32Debut : 04-12-1995, vs Thailand, SEA Games Chiang Mai 1995Penampilan terakhir : 16-01-2005, vs Australia, Persahabatan di MelbourneGol pertama : 06-12-1995, Ke gawang Kamboja, (hattrick)Gol terakhir : 03-01-2005, Ke gawang Malaysia

Minggu, 09 Maret 2008

KABAR BAIK BAGI WASIT

Yeah, berita baik bagi wasit sepakbola di Indonesia untuk terhindar dari kejaran atau bahkan pukulan dari pemain sepakbola bahkan penonton.

Adidas bekerja sama dengan Cairos Tenhnologies mengembangkan "bola pintar" untuk digunakan dalam pertandingan sepak bola.

Bola ini telah dilengkapi sensor magnetik sehingga bola dapat terpantau di komputer secara akurat dan real time.

Dengan bola ini nantinya dapat menghindari masalah perselisihan antara wasit dengan pemain yang sering terjadi seperti posisi offside atau lainnya.

Kami tidak perlu menjelaskan lebih jauh dan detil dengan teknologi yang digunakan tetapi yang pasti, dengan bola ini, tidak ada lagi yang namanya keuntungan ganda dengan membeli tiket dan menonton pertandingan sepakbola di Indonesia.

Maksud kami, dulu kami sering mengatakan bahwa enaknya menonton pertandingan sepak bola di Indonesia adalah anda dapat menonton 2 pertandingan sekaligus dengan 1 tiket, yaitu pertandingan sepak bola dan tinju. :-)

Memalukan memang tetapi itulah kenyataan yang harus kita terima. :-(

Selasa, 19 Februari 2008

idolaku

Bambang Pamungkas
Berkas:Bambang.gif
Informasi pribadi
Nama lengkap Bambang Pamungkas
Tanggal lahir 10 Juni 1980 (umur 27)
Tempat lahir , Salatiga, Indonesia
Tinggi 171 cm
Informasi klub
Klub sekarang Persija
Nomor punggung 20
Posisi striker
Klub profesional*
19992000
20002001
20012004
20052006
2007
Persija
EHC Norad
Persija
Selangor FC
Persija

Tim nasional**
1999 - Indonesia 45 (23)

* Jumlah penampilan klub profesional dan gol
dihitung hanya untuk liga domestik dan
benar pada 1 Agustus, 2007.

Bambang Pamungkas (lahir di Salatiga, Jawa Tengah pada 10 Juni 1980) adalah seorang pemain sepak bola Indonesia. Saat ini dia bermain untuk Persija Jakarta di Divisi Utama Liga Indonesia dan pernah mewakili negara dalam timnas sepak bola Indonesia. Dia biasa berposisi sebagai penyerang.

Meskipun tidak terlalu tinggi (171 cm), Bambang mempunyai lompatan yang tinggi dan tandukan yang akurat. Salah satu pemain yang dikaguminya adalah rekannya dalam tim nasional, Kurniawan Dwi Yulianto.

Saat masih bermain dalam tim remaja Jawa Tengah, ia pernah dinobatkan sebagai pemain terbaik Piala Haornas, sebuah kejuaraan tingkat remaja. Bambang juga pernah menjadi pencetak gol terbanyak untuk skuad Indonesia di Piala Asia U-19 Grup V, dengan 7 gol.

Penampilan pertama Bambang bersama timnas senior adalah pada 2 Juli 1999 dalam pertandingan persahabatan melawan Lituania. Bambang, yang saat itu baru berusia 18 tahun, berhasil menciptakan sebuah gol dalam pertandingan yang berakhir seri 2-2.


Karir profesional

Bambang menjaringkan 24 gol pada musim pertamanya di Liga Indonesia walaupun tim yang diwakilinya Persija Jakarta gagal ke babak akhir. Saat musim tersebut berakhir, Bambang bergabung dengan sebuah tim divisi 3 Belanda, EHC Norad. Namun masalah keluarga dan kegagalan dalam menyesuaikan diri dengan cuaca sejuk Eropa menyebabkan beberapa bulan setelah itu, EHC Norad meminjamkan Bambang kembali kepada Persija sebelum kedua-dua pihak mengakhiri kontrak atas persetujuan bersama.

Setahun kemudian, Bambang menjadi top scorer dengan 8 gol sekaligus membantu Indonesia menjadi juara kedua Piala Tiger 2002.

Hingga penampilan terakhirnya untuk Indonesia pada kualifikasi Piala Dunia 2006 melawan Sri Lanka pada September 2004, Bambang telah menjaringkan 18 gol dalam 35 penampilan. Namun masalah kecederaan serta prestasi yang menurun (kali terakhir Bambang menjaringkan gol untuk Indonesia adalah pada 12 Februari 2004) menyebabkannya tersisih dari skuad Piala Tiger Indonesia 2004. Saat rekan-rekannya berjuang di Piala Tiger, Bambang menandatangani kontrak dengan Selangor FC. Hingga Juli 2005, ia adalah pencetak gol terbanyak untuk timnya dengan 22 gol.

Musim 2007 ia kembali memperkuat Persija Jakarta di Liga Indonesia.

Pada 10 Juli 2007, ketika pertandingan Indonesia-Bahrain, ia mencetak gol, memastikan Indonesia menang 2-1.

Perjalanan karir

** Jumlah penampilan dalam tim nasional dan gol benar
pada 1 Agustus, 2007.

persija


Data klub
Berdiri : 1928
Julukan : Macan Kemayoran
Alamat : Graha Wisata Gelanggang Olahraga Ragunan Lt. 2 Pasar Minggu, Jaksel
Telepon : (021) 7818160
Faksimile : (021) 7818160
Pembina : Sutiyoso
Ketua Umum : Djadjat Sudrajat
Manajer : I. G. K. Manila
Pelatih Kepala : Serghei Dubrovin
Asisten Pelatih : Isman Jasulmei
Stadion : Lebak Bulus
Kapasitas : 12500
Suporter : Jakmania, The Jakers
Pemain Baru : Evgeny Chamaruc, M Robi, Basri Badussalam, Jordi Kartiko, I Wayan Mudana, Julio Capreta, Agus Supriyanto, Javier Rocha, Samuel Tayo, Aliyudin, Achyar Elyas, Bambang Pamungkas

Prestasi
LI 1994/1995 : Peringkat 12 Wilayah Barat
LI 1995/1996 : Peringkat 13 Wilayah Barat
LI 1996/1997 : Peringkat 10 Wilayah Barat
LI 1998/1999 : Semifinalis
LI 1999/2000 : Semifinalis
LI 2001 : Juara
LI 2002 : 8 Besar
LI 2003 : Peringkat 7
LI 2004 : Peringkat 3
LI 2005 : Runner up
LI 2006 : 8 Besar

Skuad
Kiper: Evgeny Chamaruc, Samosir Tamani, Agus Riyanto
Belakang: Leonard Tupamahu, Abanda Herman, Ismed Sofyan, Joao Bosco Cabral, Mulki Hakim, M Robi, Basri Badussalam, Jordi Kartiko
Tengah: Agus Supriyanto, Agus Indra Kurniawan, Francis Wewengkang, I Wayan Mudana, Julio Capreta, Javier Rocha, Akhyar Ilyas
Depan: Samuel Tayo, Aliyudin, Bambang Pamungkas

stadion indonesia


Gempitanya Piala Asia 2007 yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno untuk Babak Penyisihan Grup D dan Final memang sangat membanggakan rakyat Indonesia. Tapi Tahukah anda bahwa pembangunan Stadion Utama yang pada awalnya bernama Gelora Senayan ini sebetulnya dibangun berdasarkan proyek mercusuarnya Bung Karno.

8 Februari 1960 : di Jakarta, Presiden Soekarno menancapkan tiang pancang Stadion Utama Senayan menandai dimulainya pembangunan stadion sepakbola yang kelak akan menjadi yang terbesar di Asia. Pembangunan stadion Senayan ini menjadi puncak dari perayaan politik mercusuar Soekarno. Kompleks olahraga Senayan memang ide Soekarno. Proyek besar itu dimulai pada tengahan 1958 dan fase pertama pembangunannya tuntas pada 1962, sehingga bisa dipakai untuk penyelenggaran Asian Games IV. Uni Soviet memberikan pinjaman lunak senilai 12,5 juta dolar AS untuk pembangunan ini.

Yang diselesaikan pertama kali adalah stadion renang (selesai Juni 1961), berkapasitas 8.000 penonton. Kemudian pada Desember 1961, selesai pula stadion tenis yang berkapasitas 5.200 penonton. Pada Desember 1961 pula, stadion madya dengan kapasitas 20 ribu penonton juga selesai dibangun. Istora yang berkapasitas 10 ribu penonton selesai pada Mei 1962, yang kemudian digunakan untuk pertandingan Piala Thomas. Stadion utama sepakbola yang berkapasitas 100 ribu penonton selesai dibangun pada Juni 1962. Stadion utama beratap temu gelang berentuk oval. Stadion dikelilingi jalan lingkar sepanjang 920 meter. Lapangan sepak bola di dalamnya dikelilingi lintasan berbentuk elips dengan sumbu panjang 176,1 meter dan sumbu pendek 124,2 meter.

Selama pembangunan, Soekarno tampak begitu antusias. Dia amat rajin mengunjungi proyek mercsuarnya ini, sampai-sampai ia kadang terlibat mengurusi hal sepele, semisal batu bata dan pasir. Bahkan ketika di Karawang terjadi banjir, Soekarno tetap saja asyik “bermain” dengan proyek tersebut, sampai-sampai ketika itu Soekarno dijuluki sebagai “lurah Jakarta”.

Pada periode yang sama, persisnya pada 1960, Soekarno juga membangun mesjid Istiqlal. Pada masanya, dan bahkan hingga kini, Istiqlal tak hanya menjadi mesjid terbesar di Indonesia, tetapi juga terbesar dan termegah di kawasan Asia Tenggara.

Saat ada yang mengeluhkan kondisi rakyat yang masih susah, Sukarno menjawab, ''Biarlah dulu, nanti kalau gedung-gedung ini selesai, rakyat akan lupa semua kesusahan itu dan hanya ingat pada gedung-gedung ini.'' Soekarno juga memancangkan ambisinya dalam membangun Jakarta seraya membandingkannya dengan negara lain. Jika Mesir dapat membangun Kairo, Italia memiliki Roma, Prancis dengan Paris dan Brazil dengan Brazilia, kata Soekarno, “maka Indonesia juga harus bangga memperlihatkan Jakarta sebagai pintu masuk negara.''

Pada November 1963, Jakarta menjadi tuan rumah pesta olahraga Games of the New Emerging Forces (Ganefo) yang dibayangkan Soekarno sebagai pesta olahraga negara-negara anti-kolonialisme, semacam “olimpiade negara kiri”. Ganefo, dengan semboyan Onward! No Retreat (Maju Terus Jangan Mundur), meski diboikot sejumlah negara tapi tetap berlangsung sukses dan diikuti 2.200 atlet dari 48 negara Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Eropa. Lebih dari 450 wartawan dari berbagai negara datang ke Senayan.

Stadion senayan bisa dibaca sebagai situs yang mengetengahkan hubungan saling pengaruh antara monumen, memori kota dan perjuangan simbolik dalam pencarian identitas dan kekuasaan. Stadion Senayan menjadi altar yang menggelar ritus-ritus politik seorang Soekarno yang anti-kolonialisme dan imperialisme. Dan Ganefo, olimpiade alternatif itu, menjadi ritus perlintasan (rites de passage) dari semua sub-sub ritus anti-kolonial yang pernah digelar sebelumnya, entah itu lewat orasi-orasinya atau pun jargon-jargonnya yang sarkastis terhadap negara-negara Barat.

Jika di podium dan mimbar-mimbar Soekarno menggelar perlawanan anti-kolonial dengan kata-kata verbal, stadion Senayan dan ritus anti-kolonial yang digelar lewat Ganefo adalah pernyataan-pernyataan politik yang simbolik, tapi karenanya justru lebih mengabadi.

Sabtu, 16 Februari 2008