CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Senin, 24 Maret 2008



  • Development of the Nike Total 90 Laser Football Boot
    Nike worked closely with its players during the development of the new football boot to obtain feedback and technical data. This was supplemented by extensive research from a major University in Germany, the home of traditional rivals Adidas. Nike learnt that 69% of shots on goal are taken from the full instep from its research. This information was used by Nike designer Tetsuya Tom Minami to create a boot designed to help reduce the variability for a solid shot and increase accuracy for every pass. “Players like Wayne Rooney told Nike, “I want to put the ball wherever I want”, and so we focused on a specific part of the boot, the kicking area, to help making the best out of most shots.”
    Details of the Nike Total 90 Laser Football Boots
    The Total Ninety Laser boot has a significantly big ‘sweet spot’ through unique precision rings – that help control ball spin and trajectory. The Laser’s upper, with its innovative circular-pattern PowerZone - emblazoned with a “90” and the words “Swerve”, “Precision” and “Power” is inspired by visual cues from the ripples that emanate when a stone is dropped in water, according to the designer.
    Players:
    Along with Gattuso, Rooney and Ferdinand, the Nike T90 Laser will be the chosen football boot for star players from Nike’s stable including Fabio Cannavaro, Fernando Torres, Carlos Puyol and Torsten Frings.
    Verdict:
    This is a football boot that needs to impress. Associated with a net full of World Class players from around the globe, the Nike Total 90 Laser, must perform. The enhanced ’sweetspot’ is not a new phenomenon, neither is it going to guarantee you accuracy, but any assistance is no doubt worth it. As you would expect from Nike, this is a good looking football boot. We give it the footy-boots thumbs up!
    View Nike Total 90 Laser Football Boot images.
    UPDATE: View the latest Nike T90 Laser colourways.

Minggu, 23 Maret 2008

adidas predator


Adidas F50.8 TUNiT - the football boot specification.
We let the ‘geeks’ out of the cage to take a good look at the Adidas F50.8 TUNiT. Clipboards ready, pens in the breast pocket, off you go boys…
Adidas F50.8 TUNiT
It’s one of the big boys in terms of major football boots on the market. With its unique, modern look and shape it’s not everyone’s cup of tea, but it is a nice alternative for Adidas fans to the Predator. Adidas are pleased with the sales, otherwise they wouldn’t introduce successive models. So let’s see what’s in the shoebox of the F50 TUNiT……
The 3rd version of the F50 TUNiT is the lightest so far, around 30g lighter in fact. It weighs in at around 330g.
Adidas F50.8 TUNiT Interchangeable
As always the new F50 TUNiT is interchangeable, its unique feature. You can swap the chassis, uppers, insoles and studs to work with your personal taste and the conditions.
Good news is, for those that have previous models, you can interchange your old components with the F50.8 TUNiT .
F50.8 TUNiT Uppers
You can choose from several uppers, with different colours and materials.
1. Easy-care, durable and non-absorbent synthetic upper, called AdiDot.
2. Soft leather upper.
3. Ultralight and breathable ClimaCool® material upper.

Rabu, 12 Maret 2008

KLUB LIGINA 2007


Klub Peserta Liga Indonesia 2007 Wilayah Barat
Pelita Jaya Purwakarta
Persela Lamongan
Persema Malang
Persib Bandung
Persija Jakarta
Persik Kediri
Persikabo Bogor
Persikota Tangerang
Persiraja Banda Aceh
Persita Tangerang
Persitara Jakarta Utara
PSDS Deli Serdang
PSIS Semarang
PSMS Medan
PSS Sleman
PSSB Bireun
Semen Padang
Sriwijaya FC

PELITA JAYA AKAN GUNAKAN SEMUA PELUANG


Pelatih Pelita Jaya Purwakarta, Bambang Nurdiansyah berjanji akan memanfaatkan sekecil apapun peluang untuk menaklukkan PSPS Pekanbaru pada hari kedua babak Play Off Divisi Utama PSSI 2006. Pertandingan tersebut akan berlangsung di Stadion Jalak Harupat Soreang Kabupaten Bandung, Jumat besok. "Sekecil apapun peluang akan kita raih dan tuntaskan, pertandingan besok sangat menentukan , dan saya akan mengubah strategi permainan," kata Bambang Nurdiansyah di Bandung, Kamis. Bambang sendiri sudah mengintip permainan PSPS Pekanbaru saat berlaga melawan Gresik United. Cukup setengah babak saja Bambang memelototi Rocky Putiray dkk dan langsung berangkat ke pemondokkan timnya. Ia menyebutkan cukup optimis bisa meraih point pada dua laga berikutnya lawan PSPS (6/1) dan Gresik (8/1). Ia berharap para pemainnya bisa bermain lebih lepas. Kegagalan pada laga pertama saat dikalahkan Deltras 0-2 melalui gol Leandro Braga pada menit ke-70 dan 74 tersebut, menurut Bambang merupakan pelajaran yang berharga sekali. Mantan striker Pelita Jaya dan Timnas PSSI tahun 1980-an itu mewanti-wanti para pemainnya untuk tidak terjebak permainan lawan yang menjadi penyebab kegagalan timnya meraih point pada pertandingan tersebut. Meskipun peluang lebih berat, namun setidaknya Pelita Jaya masih berharap Deltras dihadang oleh Gresik United. "Saya yakin seperti tim lainnya Gresik akan bangkit pada pertandingan besok, cuma pertandingan besok yang akan menentukan peluang kami terbuka atau tertutup. Saya akan mengupayakannya," kata Bambang. Sementara itu mengenai strategi baru apa yang akan diterapkan Pelita Jaya, Bambang mengelak untuk membeberkannya. Namun ia menjanjikan Pelita Jaya akan tampil beda pada pertandingan lawan PSPS. Bambang tampaknya akan `melecut` pemain asingnya untuk tampil lebih agresif sehingga tidak lagi mengganti dua pemain asing sekaligus pada babak pertama. "Kita sudah bicara dengan para pemain, mereka siap. Peluang masih terbuka dan para pemain tahu apa yang harus mereka lakukan," katanya. Namun demikian, kubu Pelita harus waspada karena dua pemainya Slamet Riyadi dan Joko K terkena satu kartu kuning. Bambang sendiri tidak ingin kedua pemain itu absen pada pertandingan berikutnya lawan Gresik yang lebih menentukan hanya karena mendapat kartu kuning kedua pada pertandingan besok. Keduanya kemungkinan bermain `aman`, kondisi tersebut jelas kurang menguntungkan Pelita karena mereka tidak bisa bermain lepas. Sementara itu kubu PSPS Pekanbaru, lawan Pelita, tampak masih belum puas dengan kemenangan di partai pertamanya yang hanya melesakkan satu gol. Namun setidaknya Pelatih Irmaidi sedikit lega, kemenangan lawan Gresik United (Rabu malam) bisa menjadi spirit untuk tim asuhannya menghadapi dua partai berikutnya. "Kemenangan kemarin sebuah hasil yang bagus, namun PSPS harus bermain lebih bagus lagi karena suhu pertandingan lebih meningkat, kami butuh banyak gol pada pertandingan nanti," katanya. Victor, Christiano Lopez dan kapten tim Rocky Putiray akan menjadi tiga tombak kembar PSPS pada pertandingan besok. Irmaidi tampaknya akan mempertahankan ketiganya di barisan pendobrak. "Pertandingan pertama ada beberapa kelemahan, dan saya akan memperbaikinya untuk pertandingan besok. Para pemain sudah menyadarinya. Kita akan tampil menyerang," kata Irmaidi. PSPS tidak akan merubah susunan pemainnya untuk pertandingan besok.

ANUGRAH ANTV SPORTS


PSMS Dominasi Anugrah Sports ANTV. Meskipun gagal membawa timnya memboyong piala Liga Djarum Indonesia 2007, pelatih tim PSMS Medan, Fredy Mully tetap nomor satu di hati pecinta sepakbola Indonesia. Hal ini terbukti dengan terpilihnya Mully menjadi pelatih terfavorit dalam Anugerah Sports antv (ASA) 2008 dari hasil polling sms dan website. Liga Djarum Indonesia 2007 telah berakhir dengan kemenangan Sriwijaya FC Palembang atas PSMS Medan 3-1 di babak final, Minggu (10/2) lalu. Meskipun terjadi perubahan jadwal dan tempat, final LDI 2007 akhirnya berhasil terselenggara di Stadion Si Jalak Harupat, kabupaten Bandung. Klub Sriwijaya FC mengalahkan PSMS dengan skor 3-1. Setelah menayangkan secara langsung babak final Liga Djarum Indonesia, antv juga menayangkan hasil polling ASA, yang merupakan penghargaan bagi para insan sepakbola Indonesia versi antv. Para nominator ASA yang merupakan pemain-pemain dan pelatih terbaik dari klub-klub yang bertanding di Liga Djarum Indonesia, telah dipilih oleh pecinta sepakbola melalui sms dan situs www.antvsports.com selama periode 11 Januari – 06 Februari 2008. Nominator yang meraih perolehan tertinggi berhak meraih gelar terfavorit dan hadiah trofi serta uang tunai sebesar Rp 8 juta. “Sebagai stasiun tv resmi Liga Indonesia dengan hak siar selama 10 tahun, tak perlu diragukan lagi dukungan antv sepenuhnya pada kemajuan sepakbola Indonesia. ASA merupakan salah satu bentuk nyata penghargaan dan dorongan kami pada insan sepakbola Indonesia, agar menjadi motivasi untuk selalu menjadi yang terbaik,” kata Daniel G Resowijoyo, COO antv. ASA 2008 didominasi oleh personil-personil dari PSMS Medan yang meraih empat penghargaan dari tujuh kategori. Adapun hasil lengkap ASA adalah sebagai berikut: Penjaga Gawang Terfavorit: Markus Harison ( PSMS), Pemain Depan Terfavorit : Saktiawan Sinaga (PSMS), Pemain Belakang Terfavorit: Ricardo Salampessy (Persipura Jayapura), Pemain Tengah Terfavorit: Mahyadi Panggabean (PSMS), Pemain Muda Terfavorit: Emmanuel Wanggai (Persipura), Pemain Asing Terfavorit: Morales Gaete Patricio (Arema), Pelatih Terfavorit: Fredy Mully (PSMS).

idolaku





Kayaknya PSSI langsung dengerin ocehannya bro eric nich,,, hehee.
Jersey Indonesia Made in Portugal..
Harga : 599 rb,,
Kualitas setara Jersey Manchester United atau Timnas Portugal..
Silahkan cari di Counter Nike terdekat!!!
========Quote from Redshop @United Indonesia Forum===========
OOT dikit yah, kemaren main ke counter nike....
Tahu nggak kalo baju PSSI yang baru keren banget nggak kalah sama
kostum Manchester United ataupun Portugal... bukan dari segi pisiknya
aja ... tapi juga dari harga, takjub gw begitu dengar harga yang di
sebutkan SPG nya yaitu Rp.599.000,- hampir setara dengan kostum
Manchester United....
Ada satu kebanggaan dan kerisian sih, bangga karena ternyata Jersey
nya PSSI harganya bisa setara dengan Jersey klub/timnas Eropa karena
qualitas yang cool... risihnya.... jangan sampe deh penampilan Timnas
kita hanya numpang jadi tuan rumah doang..... hanya sebagai
penyelenggara doang.... buktikan apa yang di beli supporters semahal
itu (termasuk gw yang masuk daftar waiting list karena memang tuh
kostum belon bisa di jual) menjadi dukungan agar prestasi timnas
terlecut kalo perlu keluar sebagai juara.... dan kerennya lagi ini
Jersey ternyata made in Portugal
Ayo Timnas we're support you... full
=============================================
-MetezX-
"Siap Meluncur ke Senayan City hari ini... ^ ^
--- In bolaml@yahoogroups.com, eric cassano <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mengapa kaos timnas norak! Merek boleh keren, NIKE, tapi kualitas
bahan, desain, dan segalanya tidak lebih baik dari produk lokal!
lantas kenapa PSSI dengan mudahnya menyetujui proposal appareal
NIKE?, kalo tidak bisa menjualnya ke masyarakat, sebagai salah satu
kaos kebanggaan..
>
> Apakah harga dan biaya menjadi hambatan?..
> PSSI dan NIKE melupakan satu hal dasar, masyarakat kita adalah
masyarakat yang konsumtif! oleh karena itu meskipun harga kaos timnas
akan mahal (misal sama dengan kaos timnas negara maju > 500 ribu-an)
akan tetap diburu dan dicari pendukungnya karena kualitasnya tidak
mengecewakan.
>
> Jangankan untuk memiliki kaos timnas dengan kualitas dan model
seperti negara-negara beken (Brasil, Belanda, dll) dengan negara
tetangga Malaysia dan Autralia saja kualitasnya jauh berbeda! (lihat
gambar attach)
>
> Perbedaan dasar adalah dari bahan kaos! Kaos timnas Malaysia dan
Australia cenderung dingin bahannya dan dapat menyerap panas,
sementara kaos timnas Indonesia tidak.
> Perbedaan kualitas logo negara atau lambang organisasi sepak bola!
Kaos timnas Malaysia dan Australia memiliki hasil bordir yang jelas
dan rapih, sedangkan kaos timnas Indonesia hasil bordiran Burung
Garuda sangat mengecewakan! Ini "menghina" lambang Negara RI, masa
gambar burung Garuda kaya burung kutilang. Dimana reputasi-mu PSSI??
> Perbedaan berikutnya adalah nomor punggung! Kaos timnas Malaysia
dan Australia menggunakan nomor punggung dengan model asli NIKE saat
ini sementara kaos timnas Indonesia tidak! (kaya sablon adisi)
> Perbedaan yang dapat mencirikan orisinalitas dan kekhasan tiap
negara, yaitu timnas Malaysia memiliki LOGO KERIS di bagian bawah,
sementara kaos timnas kita tidak!
>
> Saya harap ajang Piala Asia 2007, menjadi era baru dari
pembaharuan kaos timnas (jersey) Indonesia. Alangkah bangganya saya
selaku pendukung timas Indonesia mendukung langsung di stadion Gelora
Bung Karno dengan menggunakan kaos kebanggaan dengan kualitas sama
seperti negara-negara besar sepakbola lainnya. Dan saya pun yakin
para pemain akan mengenakannya dengan bangga dan penuh perjuangan!
>
> terima kasih,

Selasa, 11 Maret 2008

kurniawan D Y


Kurniawan Berhasrat Jebol Gawang Dortmund Setengah tak percaya ketika Kurniawan Dwi Yulianto mendengar namanya dipanggil timnas senior untuk menghadapi klub asal Jerman Borussia Dortmund. Striker berusia 31 tahun tersebut tak ingin melewatkan kesempatan berharga ini begitu saja. ‘Kurus’ --panggilan akrab Kurniawan-- ingin menunjukkan bahwa ia memang masih layak masuk dalam jajaran striker top di tanah air. “ Saya berterima kasih pelatih Benny Dollo memberikan kepercayakan kepada saya sebagai salah satu pemain timnas menghadapi Dortmund nanti. Jika nanti diberikan kesempatan, saya akan tampil sebaik mungkin, “ kata si ‘Kurus’ yang memiliki 56 caps dan 32 gol bersama timnas senior. Kurniawan terakhir kali memperkuat timnas senior pada laga persahabatan melawan timnas Australia di Melbourne, (16/01/05). Setelah itu namanya sudah tak lagi menghiasai kostum tim nasional bernomor pungggung 10. Hal itu seiring juga dengan menurunnya prestasi ‘Kurus’ di klub. Tiga kali ‘Kurus’ berpindah klub, yakni Persija, Serawak dan PSS Sleman, sebelum akhirnya menemukan kembali ketajamannya di klub Persitara Jakarta Utara musim ini. Nama Kurniawan sendiri mulai dikenal dan menjadi buah bibir di kalangan sepakbola nasional dan Asia, saat ikut memperkuat klub asal Italia Sampdoria sebagai ‘guest player’, dalam tur ke Asia pada tahun 1994. Bahkan Kurniawan mencetak satu gol ke gawang Indonesia Selection dan membawa Sampdoria menang 3-2. Saat itu Kurniawan bermain bersama bintang – bintang tenar seperti David Platt dan Atilio Lombardo, di bawah asuhan pelatih Sven Goran Ericksson. Pertandingan itu sendiri berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta dan dipenuhi oleh lebih dari 100 ribu penonton. “ Gol itu adalah kenangan terindah yang takkan pernah dilupakan sepanjang hidup saya. Itu penampilan perdana setelah satu tahun berlatih di Tavarone Italia. Kini disaat orang bilang saya berada di senja karir, tentunya saya ingin menutupnya dengan penampilan apik menghadapi Dortmund, bahkan kalau bisa dengan mencetak gol,” ujar pemain pertama Indonesia yang merumput di liga Eropa bersama klub FC Luzern (Swiss). Meski begitu, Kurniawan mengaku tidak terlalu mempersiapkan secara khusus jelang laga melawan Dortmund. Ia justru kini sedang fokus bermain bersama Persitara yang berambisi masuk superliga 2008. (asp) Data dan Fakta Kurniawan Bersam Timnas Senior : Nama : Kurniawan Dwi YuliantoTTL : Magelang, 13-07-1976Caps : 56Gol : 32Debut : 04-12-1995, vs Thailand, SEA Games Chiang Mai 1995Penampilan terakhir : 16-01-2005, vs Australia, Persahabatan di MelbourneGol pertama : 06-12-1995, Ke gawang Kamboja, (hattrick)Gol terakhir : 03-01-2005, Ke gawang Malaysia

Minggu, 09 Maret 2008

KABAR BAIK BAGI WASIT

Yeah, berita baik bagi wasit sepakbola di Indonesia untuk terhindar dari kejaran atau bahkan pukulan dari pemain sepakbola bahkan penonton.

Adidas bekerja sama dengan Cairos Tenhnologies mengembangkan "bola pintar" untuk digunakan dalam pertandingan sepak bola.

Bola ini telah dilengkapi sensor magnetik sehingga bola dapat terpantau di komputer secara akurat dan real time.

Dengan bola ini nantinya dapat menghindari masalah perselisihan antara wasit dengan pemain yang sering terjadi seperti posisi offside atau lainnya.

Kami tidak perlu menjelaskan lebih jauh dan detil dengan teknologi yang digunakan tetapi yang pasti, dengan bola ini, tidak ada lagi yang namanya keuntungan ganda dengan membeli tiket dan menonton pertandingan sepakbola di Indonesia.

Maksud kami, dulu kami sering mengatakan bahwa enaknya menonton pertandingan sepak bola di Indonesia adalah anda dapat menonton 2 pertandingan sekaligus dengan 1 tiket, yaitu pertandingan sepak bola dan tinju. :-)

Memalukan memang tetapi itulah kenyataan yang harus kita terima. :-(

Selasa, 19 Februari 2008

idolaku

Bambang Pamungkas
Berkas:Bambang.gif
Informasi pribadi
Nama lengkap Bambang Pamungkas
Tanggal lahir 10 Juni 1980 (umur 27)
Tempat lahir , Salatiga, Indonesia
Tinggi 171 cm
Informasi klub
Klub sekarang Persija
Nomor punggung 20
Posisi striker
Klub profesional*
19992000
20002001
20012004
20052006
2007
Persija
EHC Norad
Persija
Selangor FC
Persija

Tim nasional**
1999 - Indonesia 45 (23)

* Jumlah penampilan klub profesional dan gol
dihitung hanya untuk liga domestik dan
benar pada 1 Agustus, 2007.

Bambang Pamungkas (lahir di Salatiga, Jawa Tengah pada 10 Juni 1980) adalah seorang pemain sepak bola Indonesia. Saat ini dia bermain untuk Persija Jakarta di Divisi Utama Liga Indonesia dan pernah mewakili negara dalam timnas sepak bola Indonesia. Dia biasa berposisi sebagai penyerang.

Meskipun tidak terlalu tinggi (171 cm), Bambang mempunyai lompatan yang tinggi dan tandukan yang akurat. Salah satu pemain yang dikaguminya adalah rekannya dalam tim nasional, Kurniawan Dwi Yulianto.

Saat masih bermain dalam tim remaja Jawa Tengah, ia pernah dinobatkan sebagai pemain terbaik Piala Haornas, sebuah kejuaraan tingkat remaja. Bambang juga pernah menjadi pencetak gol terbanyak untuk skuad Indonesia di Piala Asia U-19 Grup V, dengan 7 gol.

Penampilan pertama Bambang bersama timnas senior adalah pada 2 Juli 1999 dalam pertandingan persahabatan melawan Lituania. Bambang, yang saat itu baru berusia 18 tahun, berhasil menciptakan sebuah gol dalam pertandingan yang berakhir seri 2-2.


Karir profesional

Bambang menjaringkan 24 gol pada musim pertamanya di Liga Indonesia walaupun tim yang diwakilinya Persija Jakarta gagal ke babak akhir. Saat musim tersebut berakhir, Bambang bergabung dengan sebuah tim divisi 3 Belanda, EHC Norad. Namun masalah keluarga dan kegagalan dalam menyesuaikan diri dengan cuaca sejuk Eropa menyebabkan beberapa bulan setelah itu, EHC Norad meminjamkan Bambang kembali kepada Persija sebelum kedua-dua pihak mengakhiri kontrak atas persetujuan bersama.

Setahun kemudian, Bambang menjadi top scorer dengan 8 gol sekaligus membantu Indonesia menjadi juara kedua Piala Tiger 2002.

Hingga penampilan terakhirnya untuk Indonesia pada kualifikasi Piala Dunia 2006 melawan Sri Lanka pada September 2004, Bambang telah menjaringkan 18 gol dalam 35 penampilan. Namun masalah kecederaan serta prestasi yang menurun (kali terakhir Bambang menjaringkan gol untuk Indonesia adalah pada 12 Februari 2004) menyebabkannya tersisih dari skuad Piala Tiger Indonesia 2004. Saat rekan-rekannya berjuang di Piala Tiger, Bambang menandatangani kontrak dengan Selangor FC. Hingga Juli 2005, ia adalah pencetak gol terbanyak untuk timnya dengan 22 gol.

Musim 2007 ia kembali memperkuat Persija Jakarta di Liga Indonesia.

Pada 10 Juli 2007, ketika pertandingan Indonesia-Bahrain, ia mencetak gol, memastikan Indonesia menang 2-1.

Perjalanan karir

** Jumlah penampilan dalam tim nasional dan gol benar
pada 1 Agustus, 2007.

persija


Data klub
Berdiri : 1928
Julukan : Macan Kemayoran
Alamat : Graha Wisata Gelanggang Olahraga Ragunan Lt. 2 Pasar Minggu, Jaksel
Telepon : (021) 7818160
Faksimile : (021) 7818160
Pembina : Sutiyoso
Ketua Umum : Djadjat Sudrajat
Manajer : I. G. K. Manila
Pelatih Kepala : Serghei Dubrovin
Asisten Pelatih : Isman Jasulmei
Stadion : Lebak Bulus
Kapasitas : 12500
Suporter : Jakmania, The Jakers
Pemain Baru : Evgeny Chamaruc, M Robi, Basri Badussalam, Jordi Kartiko, I Wayan Mudana, Julio Capreta, Agus Supriyanto, Javier Rocha, Samuel Tayo, Aliyudin, Achyar Elyas, Bambang Pamungkas

Prestasi
LI 1994/1995 : Peringkat 12 Wilayah Barat
LI 1995/1996 : Peringkat 13 Wilayah Barat
LI 1996/1997 : Peringkat 10 Wilayah Barat
LI 1998/1999 : Semifinalis
LI 1999/2000 : Semifinalis
LI 2001 : Juara
LI 2002 : 8 Besar
LI 2003 : Peringkat 7
LI 2004 : Peringkat 3
LI 2005 : Runner up
LI 2006 : 8 Besar

Skuad
Kiper: Evgeny Chamaruc, Samosir Tamani, Agus Riyanto
Belakang: Leonard Tupamahu, Abanda Herman, Ismed Sofyan, Joao Bosco Cabral, Mulki Hakim, M Robi, Basri Badussalam, Jordi Kartiko
Tengah: Agus Supriyanto, Agus Indra Kurniawan, Francis Wewengkang, I Wayan Mudana, Julio Capreta, Javier Rocha, Akhyar Ilyas
Depan: Samuel Tayo, Aliyudin, Bambang Pamungkas

stadion indonesia


Gempitanya Piala Asia 2007 yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno untuk Babak Penyisihan Grup D dan Final memang sangat membanggakan rakyat Indonesia. Tapi Tahukah anda bahwa pembangunan Stadion Utama yang pada awalnya bernama Gelora Senayan ini sebetulnya dibangun berdasarkan proyek mercusuarnya Bung Karno.

8 Februari 1960 : di Jakarta, Presiden Soekarno menancapkan tiang pancang Stadion Utama Senayan menandai dimulainya pembangunan stadion sepakbola yang kelak akan menjadi yang terbesar di Asia. Pembangunan stadion Senayan ini menjadi puncak dari perayaan politik mercusuar Soekarno. Kompleks olahraga Senayan memang ide Soekarno. Proyek besar itu dimulai pada tengahan 1958 dan fase pertama pembangunannya tuntas pada 1962, sehingga bisa dipakai untuk penyelenggaran Asian Games IV. Uni Soviet memberikan pinjaman lunak senilai 12,5 juta dolar AS untuk pembangunan ini.

Yang diselesaikan pertama kali adalah stadion renang (selesai Juni 1961), berkapasitas 8.000 penonton. Kemudian pada Desember 1961, selesai pula stadion tenis yang berkapasitas 5.200 penonton. Pada Desember 1961 pula, stadion madya dengan kapasitas 20 ribu penonton juga selesai dibangun. Istora yang berkapasitas 10 ribu penonton selesai pada Mei 1962, yang kemudian digunakan untuk pertandingan Piala Thomas. Stadion utama sepakbola yang berkapasitas 100 ribu penonton selesai dibangun pada Juni 1962. Stadion utama beratap temu gelang berentuk oval. Stadion dikelilingi jalan lingkar sepanjang 920 meter. Lapangan sepak bola di dalamnya dikelilingi lintasan berbentuk elips dengan sumbu panjang 176,1 meter dan sumbu pendek 124,2 meter.

Selama pembangunan, Soekarno tampak begitu antusias. Dia amat rajin mengunjungi proyek mercsuarnya ini, sampai-sampai ia kadang terlibat mengurusi hal sepele, semisal batu bata dan pasir. Bahkan ketika di Karawang terjadi banjir, Soekarno tetap saja asyik “bermain” dengan proyek tersebut, sampai-sampai ketika itu Soekarno dijuluki sebagai “lurah Jakarta”.

Pada periode yang sama, persisnya pada 1960, Soekarno juga membangun mesjid Istiqlal. Pada masanya, dan bahkan hingga kini, Istiqlal tak hanya menjadi mesjid terbesar di Indonesia, tetapi juga terbesar dan termegah di kawasan Asia Tenggara.

Saat ada yang mengeluhkan kondisi rakyat yang masih susah, Sukarno menjawab, ''Biarlah dulu, nanti kalau gedung-gedung ini selesai, rakyat akan lupa semua kesusahan itu dan hanya ingat pada gedung-gedung ini.'' Soekarno juga memancangkan ambisinya dalam membangun Jakarta seraya membandingkannya dengan negara lain. Jika Mesir dapat membangun Kairo, Italia memiliki Roma, Prancis dengan Paris dan Brazil dengan Brazilia, kata Soekarno, “maka Indonesia juga harus bangga memperlihatkan Jakarta sebagai pintu masuk negara.''

Pada November 1963, Jakarta menjadi tuan rumah pesta olahraga Games of the New Emerging Forces (Ganefo) yang dibayangkan Soekarno sebagai pesta olahraga negara-negara anti-kolonialisme, semacam “olimpiade negara kiri”. Ganefo, dengan semboyan Onward! No Retreat (Maju Terus Jangan Mundur), meski diboikot sejumlah negara tapi tetap berlangsung sukses dan diikuti 2.200 atlet dari 48 negara Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Eropa. Lebih dari 450 wartawan dari berbagai negara datang ke Senayan.

Stadion senayan bisa dibaca sebagai situs yang mengetengahkan hubungan saling pengaruh antara monumen, memori kota dan perjuangan simbolik dalam pencarian identitas dan kekuasaan. Stadion Senayan menjadi altar yang menggelar ritus-ritus politik seorang Soekarno yang anti-kolonialisme dan imperialisme. Dan Ganefo, olimpiade alternatif itu, menjadi ritus perlintasan (rites de passage) dari semua sub-sub ritus anti-kolonial yang pernah digelar sebelumnya, entah itu lewat orasi-orasinya atau pun jargon-jargonnya yang sarkastis terhadap negara-negara Barat.

Jika di podium dan mimbar-mimbar Soekarno menggelar perlawanan anti-kolonial dengan kata-kata verbal, stadion Senayan dan ritus anti-kolonial yang digelar lewat Ganefo adalah pernyataan-pernyataan politik yang simbolik, tapi karenanya justru lebih mengabadi.

Sabtu, 16 Februari 2008


Sriwijaya Juarai Copa Dji Sam Soe 2007Sriwijaya FC tampil sebagai juara baru Copa Dji Sam Soe 2007 setelah dalam partai pamungkas di Stadion GBK, Jakarta, Minggu (13/01/2008) mengalahkan Persipura Jayapura 3-0 lewat adu penalti. Sebelumnya, selama 120 menit kedua tim bermain imbang 1-1 (0-1).Tim favorit, Sriwijaya FC, tampil sebagai juara Copa Dji Sam Soe 2007 setelah dalam partai pamungkas yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu, 13 Januari 2008, menundukkan Persipura Jayapura 3-0 lewat adu penalti. Kedua tim bermain sama kuat 1-1 (0-1) selama 90 menit waktu normal plus perpanjangan waktu 2x15menit.Kemenangan kali pertama bagi Sriwijaya itu justru menjadi duka kedua bagi Persipura yang pada tahun lalu juga harus mengakui keunggulan Arema Malang di partai puncak. Lagipula, dalam adu lihai tendangan 11 meter itu, tak satu pun para pemain Mutiara Hitam yang berhasil menjebol gawang Laskar Wong Kito yang dijaga Ferry Rotinsulu. Dua eksekusi pertama yang diambil kapten tim Eduard Ivakdalam dan David Rocha berhasil diblok Ferry yang sebelumnya juga menjadi bintang kemenangan Sriwijaya di partai semifinal melawan Pelita Jaya.Awalnya, Persipura berada di atas angin ketika dalam waktu enam menit babak pertama mampu unggul terlebih dahulu lewat gol indah strikernya asal Kamerun, Ernest Jeremiah. Gol itu bermula dari tendangan sudut bagi Persipura setelah tendangan keras Alberto Beto Goncalves masih dapat ditepis Ferry. Tendangan penjuru yang diambil Edu menimbulkan kemelut di depan gawang Sriwijaya. Bola jatuh di kaki Jack Komboy yang dengan serta merta menendangnya ke arah gawang. Namun, bola masih membentur muka Ferry dan bergulir ke arah sebelah kanan gawang dimana Ernest berada. Sepakan kaki kiri Ernerst menghujam keras ke sudut kanan gawang Sriwijaya.Tertinggal membuat anak-anak asuhan Rachmad Darmawan bangkit. Perlahan Zah Rahan dkk yang tampil minus Christian Leng Lolo dan Charis Yulianto berhasil menguasai kendali jalannya permainan. Tercatat dua kali peluang emas bagi Zah Rahan terbuang percuma di babak pertama. Peluang terbaik terjadi di menit ke-28 ketika tendangannya hanya meluncur tipis di atas mistar gawang yang dijaga Jendry Pitoy. Skor 1-0 bertahan sampai jeda.Di babak kedua, Sriwijaya langsung menggebrak. Hanya dalam waktu kurang dari dua menit gawang Jendry Pitoy mendapat gempuran hebat. Meski tertekan, Persipura masih mampu mengancam balik gawang Ferry lewat akselrasi Imanuel Wanggai. Di menit ke-64, peluang bagi Sriwijaya ketika striker Keith Kayamba lolos dari jebakan offside. Sayang, meski Jendry Pitoy sudah out of position, tendangan Kayamba masih melenceng tipis di sebelah kanan gawang.Skor berubah 1-1 di menit ke-71 ketika bola hasil tendangan gelandang Benben Berlian mengenai tangan Jack Komboy di kotak 16 meter. Tak ayal, wasit Jimmy Napitupulu menunjuk titik putih. Eksekusi Kayamba mulus. Dua menit sebelum pertandingan usai, Paulo Rumere gagal memanfaatkan peluang. Tendangannya dari dalam kotak penalti melambung jauh di atas mistar gawang Ferry. Sampai 90 menit berlalu, skor tetap sama kuat 1-1. Alhasil pertandingan dilanjutkan 2x15 menit. Tak banyak peluang yang tercipta terkait menurunnya stamina para pemain dari kedua tim.Sebelumnya, Persija Jakarta berhasil meraih gelar hiburan, tampil sebagai juara ketiga setelah menundukkan Pelita Jaya Purwakarta 2-1 (1-0). Macan Kemayoran patut berbangga pula ketika striker andalannya, Bambang Pamungkas dinobatkan sebagai Pemain Terbaik. Sementara gelar top skorer direbut striker Persipura, Beto Goncalves.


2007-06-21 21:20:29
Indonesia Petik Kemenangan Mengesankan
Bambang Pamungkas membuktikan kapasitasnya pada pertandingan pemanasan jelang Piala Asia 2007 yang dijadwalkan berlangsung 07-29 Juli nanti. Striker yang bermain untuk Persija Jakarta itu memborong dua gol untuk mengantar Timnas Indonesia meraih kemenangan 2-1 dari Jamaika, Kamis (21/06). Kemenangan ini merupakan kemenangan yang berharga bagi Indonesia dan pastinya akan mendongkrak moral sebelum berlaga di Piala Asia sebagai tuan rumah. Bertanding dengan mengenakan kostum teranyar, pasukan yang diarsiteki Ivan Kolev mampu menunjukkan permainan memikat pada pertandingan yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Kolev yang kembali menurunkan formasi 4-3-3 menurunkan Bambang dengan diapit oleh Ellie Aiboy dan Budi Sudarsono sebagai trisula maut. Meski Jamaika unggul dalam penguasaan bola namun permaian dari kaki ke kaki yang ditampilkan Ponaryo Astaman dkk telah terjalin rapih dan terbukti mampu merepotkan The Reggae Boys. Peluang pertama pada pertandingan yang berlangsung dalam tempo cepat itu didapat Jamaika lewat sebuah kemelut yang bermula dari tendangan bebas. Beruntung bola yang yang ditendang salah seorang pemain lawan tepat mengarah ke pelukan Jendri Pitoy. Tim Merah Putih ganti mengancam melalui sepakan Bambang. Sayang bola masih mampu dihalau salah seorang pemain bertahan sebelum meluncur melewati garis gawang. Indonesia yang bermain menunggu dan melancarkan serangan cepat kembali memiliki peluang lewat Bambang namun bola tendangannya masih mampu ditepis kiper Jamaika, Christoper Harvey. Permainan di babak pertama itupun berakhir dengan skor sama kuat 0-0. Indonesia harus menerima kabar tak sedap karena Ponaryo dan Ricardo Salampesy menderita cedera dan ditarik keluar. Permainan memikat Indonesia berlanjut di babak kedua. Tekanan yang dilancarkan akhirnya membuahkan hasil ketika pertandingan memasuki menit ke-58. Kerjasama M. Ridwan dan Budi diselesaikan oleh sentuhan Bambang yang berdiri di tiang jauh. Indonesia unggul 1-0 dan membuat penonton yang hadirdi Stadion Utama berteriak girang. Entah karena apa, di paruh kedua permainan Indonesia menurun dan hal ini benar-benar dimanfaatkan oleh Jamaika. Keunggulan fisik para pemain Jamaika begitu kentara saat serbuan Wory Wolfe berhasil merubah skor menjadi imbang 1-1. Wolfe yang unggul kecepatan berhasil mengejar bola daerah dan menaklukkan Jendri dengan tembakan keras. Pertandingan memasuki injury time Indonesia diluar dugaan kembali unggul. Tendangan keras kaki kiri Bambang dari luar kotak penalti yang tak disangka-sangka berhasil menghujam ke gawang walau Harvey telah berusaha menepisnya. 2-1 Indonesia unggul. Sebelum pertandingan berakhir Indonesia memiliki satu peluang yang diperoleh Budi. Sayang laju bola yang digiringnya terlalu deras sehingga Harvey bisa menutup gawangnya dengan sempurna.



Sejarah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI)
Sekilas Tentang PSSI
PSSI (Persatuan Sepakbola seluruh Indonesia ) yang dibentuk 19 April 1930 di Yogyakarta. Sebagai organisasi olahraga yang dilahirkan di Zaman penjajahan Belanda, Kelahiran PSSI betapapun terkait dengan kegiatan politik menentang penjajahan. Jika meneliti dan menganalisa saat- saat sebelum, selama dan sesudah kelahirannya, sampai 5 tahun pasca Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, jelas sekali bahwa PSSI lahir, karena dibidani politisi bangsa yang baik secara langsung maupun tidak, menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih – benih nasionalisme di dada pemuda-pemuda Indonesia.
Awal Mula Berdirinya PSSI
PSSI didirikan oleh seorang insinyur sipil bernama Soeratin Sosrosoegondo. Beliau menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi di Heckelenburg, Jerman pada tahun 1927 dan kembali ke tanah air pada tahun 1928. Ketika kembali ke tanah air Soeratin bekerja pada sebuah perusahaan bangunan Belanda “Sizten en Lausada” yang berpusat di Yogyakarta. Disana ia merupakan satu – satunya orang Indonesia yang duduk dalam jajaran petinggi perusahaan konstruksi yang besar itu. Akan tetapi, didorong oleh jiwa nasionalis yang tinggi Soeratin mundur dari perusahaan tersebut.
Setelah berhenti dari “Sizten en Lausada” ia lebih banyak aktif di bidang pergerakan, dan sebagai seorang pemuda yang gemar bermain sepakbola, Soeratin menyadari sepenuhnya untuk mengimplementasikan apa yang sudah diputuskan dalam pertemuan para pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda) Soeratin melihat sepakbola sebagai wahana terbaik untuk menyemai nasionalisme di kalangan pemuda, sebagai tindakan menentang Belanda.
Untuk melaksanakan cita – citanya itu, Soeratin mengadakan pertemuan demi pertemuan dengan tokoh – tokoh sepakbola di Solo, Yogyakarta dan Bandung . Pertemuan dilakukan dengan kontak pribadi menghindari sergapan Polisi Belanda (PID). Kemudian ketika diadakannya pertemuan di hotel kecil Binnenhof di Jalan Kramat 17, Jakarta dengan Soeri – ketua VIJ (Voetbalbond Indonesische Jakarta) bersama dengan pengurus lainnya, dimatangkanlah gagasan perlunya dibentuk sebuah organisasi persepakbolaan kebangsaan, yang selanjutnya di lakukan juga pematangan gagasan tersebut di kota Bandung, Yogya dan Solo yang dilakukan dengan tokoh pergerakan nasional seperti Daslam Hadiwasito, Amir Notopratomo, A Hamid, Soekarno (bukan Bung Karno), dan lain – lain. Sementara dengan kota lainnya dilakukan kontak pribadi atau kurir seperti dengan Soediro di Magelang (Ketua Asosiasi Muda).
Kemudian pada tanggal 19 April 1930, berkumpullah wakil – wakil dari VIJ (Sjamsoedin – mahasiswa RHS); wakil Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (BIVB) Gatot; Persatuan Sepakbola Mataram (PSM) Yogyakarta, Daslam Hadiwasito, A.Hamid, M. Amir Notopratomo; Vortenlandsche Voetbal Bond (VVB) Solo Soekarno; Madioensche Voetbal Bond (MVB), Kartodarmoedjo; Indonesische Voetbal Bond Magelang (IVBM) E.A Mangindaan (saat itu masih menjadi siswa HKS/Sekolah Guru, juga Kapten Kes.IVBM) Soerabajashe Indonesische Voetbal Bond (SIVB) diwakili Pamoedji. Dari pertemuan tersebut maka, lahirlah PSSI (Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia) nama PSSI ini diubah dalam kongres PSSI di Solo 1950 menjadi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia yang juga menetapkan Ir. Soeratin sebagai Ketua Umum PSSI.
Begitu PSSI terbentuk, Soeratin dkk segera menyusun program yang pada dasarnya “menentang” berbagai kebijakan yang diambil pemerintah Belanda melalui NIVB. PSSI melahirkan “stridij program” yakni program perjuangan seperti yang dilakukan oleh partai dan organisasi massa yang telah ada. Kepada setiap bonden/perserikatan diwajibkan melakukan kompetisi internal untuk strata I dan II, selanjutnya di tingkatkan ke kejuaraan antar perserikatan yang disebut “Steden Tournooi” dimulai pada tahun 1931 di Surakarta .
Kegiatan sepakbola kebangsaan yang digerakkan PSSI , kemudian menggugah Susuhunan Paku Buwono X, setelah kenyataan semakin banyaknya rakyat pesepakbola di jalan – jalan atau tempat – tempat dan di alun – alun, di mana Kompetisi I perserikatan diadakan. Paku Buwono X kemudian mendirikan stadion Sriwedari lengkap dengan lampu, sebagai apresiasi terhadap kebangkitan “Sepakbola Kebangsaan” yang digerakkan PSSI. Stadion itu diresmikan Oktober 1933. Dengan adanya stadion Sriwedari ini kegiatan persepakbolaan semakin gencar.
Lebih jauh Soeratin mendorong pula pembentukan badan olahraga nasional, agar kekuatan olahraga pribumi semakin kokoh melawan dominasi Belanda. Tahun 1938 berdirilah ISI (Ikatan Sport Indonesia), yang kemudian menyelenggarakan Pekan Olahraga (15-22 Oktober 1938) di Solo.
Karena kekuatan dan kesatuan PSSI yang kian lama kian bertambah akhirnya NIVB pada tahun 1936 berubah menjadi NIVU (Nederlandsh Indische Voetbal Unie) dan mulailah dirintis kerjasama dengan PSSI. Sebagai tahap awal NIVU mendatangkan tim dari Austria “Winner Sport Club “ pada tahun 1936.
Pada tahun 1938 atas nama Dutch East Indies, NIVU mengirimkan timnya ke Piala Dunia 1938, namun para pemainnya bukanlah berasal dari PSSI melainkan dari NIVU walaupun terdapat 9 orang pemain pribumi / Tionghoa. Hal tersebut sebagai aksi protes Soeratin, karena beliau menginginkan adanya pertandingan antara tim NIVU dan PSSI terlebih dahulu sesuai dengan perjanjian kerjasama antara mereka, yakni perjanjian kerjasama yang disebut “Gentelemen's Agreement” yang ditandatangani oleh Soeratin (PSSI) dan Masterbroek (NIVU) pada 5 Januari 1937 di Jogyakarta. Selain itu, Soeratin juga tidak menghendaki bendera yang dipakai adalah bendera NIVU (Belanda). Dalam kongres PSSI 1938 di Solo, Soeratin membatalkan secara sepihak Perjanjian dengan NIVU tersebut.
Soeratin mengakhiri tugasnya di PSSI sejak tahun 1942, setelah sempat menjadi ketua kehormatan antara tahun 1940 – 1941, dan terpilih kembali di tahun 1942.
M asuknya balatentara Jepang ke Indonesia menyebabkan PSSI pasif dalam berkompetisi, karena Jepang memasukkan PSSI sebagai bagian dari Tai Iku Kai, yakni badan keolahragaan bikinan Jepang, kemudian masuk pula menjadi bagian dari Gelora (1944) dan baru lepas otonom kembali dalam kongres PORI III di Yogyakarta (1949).
Perkembangan PSSI
Pasca Soeratin ajang sepakbola nasional ini terus berkembang walaupun perkembangan dunia persepakbolaan Indonesia ini mengalami pasang surut dalam kualitas pemain, kompetisi dan organisasinya. Akan tetapi olahraga yang dapat diterima di semua lapisan masyarakat ini tetap bertahan apapun kondisinya. PSSI sebagai induk dari sepakbola nasional ini memang telah berupaya membina timnas dengan baik, menghabiskan dana milyaran rupiah, walaupun hasil yang diperoleh masih kurang menggembirakan.
Hal ini disebabkan pada cara pandang yang keliru. Untuk mengangkat prestasi Timnas, tidak cukup hanya membina Timnas itu sendiri, melainkan juga dua sektor penting lainnya yaitu kompetisi dan organisasi, sementara tanpa disadari kompetisi nasional kita telah tertinggal.
Padahal di era sebelum tahun 70-an, banyak pemain Indonesia yang bisa bersaing di tingkat internasional sebut saja era Ramang dan Tan Liong Houw, kemudian era Sucipto Suntoro dan belakangan era Ronny Pattinasarani.
Dalam perkembangannya PSSI sekarang ini telah memperluas jenis kompetisi dan pertandingan yang dinaunginya. Kompetisi yang diselenggarakan oleh PSSI di dalam negeri ini terdiri dari :
Divisi utama yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus non amatir.
• Divisi satu yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus non amatir.
• Divisi dua yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus non amatir.
• Divisi tiga yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus amatir.
• Kelompok umur yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain:
• Dibawah usia 15 tahun (U-15)
• Dibawah usia 17 tahun (U-170
• Dibawah Usia 19 tahun (U-19)
• Dibawah usia 23 tahun (U-23)
• Sepakbola Wanita
• Futsal.
PSSI pun mewadahi pertandingan – pertandingan yang terdiri dari pertandingan di dalam negeri yang diselenggarakan oleh pihak perkumpulan atau klub sepakbola, pengurus cabang, pengurus daerah yang dituangkan dalam kalender kegiatan tahunan PSSI sesuai dengan program yang disusun oleh PSSI. Pertandingan di dalam negeri yang diselenggarakan oleh pihak ketiga yang mendapat izin dari PSSI. Pertandingan dalam rangka Pekan Olahraga Daerah (PORDA) dan pekan Olah Raga Nasional (PON). Pertandingan – pertandingan lainnya yang mengikutsertakan peserta dari luar negeri atau atas undangan dari luar negeri dengan ijin PSSI.
Kepengurusan PSSI pun telah sampai ke pengurusan di tingkat daerah – daerah di seluruh Indonesia . Hal ini membuat Sepakbola semakin menjadi olahraga dari rakyat dan untuk rakyat.
Dalam perkembangannya PSSI telah menjadi anggota FIFA sejak tanggal 1 November 1952 pada saat congress FIFA di Helsinki. Setelah diterima menjadi anggota FIFA, selanjutnya PSSI diterima pula menjadi anggota AFC (Asian Football Confederation) tahun 1952, bahkan menjadi pelopor pula pembentukan AFF (Asean Football Federation) di zaman kepengurusan Kardono, sehingga Kardono sempat menjadi wakil presiden AFF untuk selanjutnya Ketua Kehormatan.
Lebih dari itu PSSI tahun 1953 memantapkan posisinya sebagai organisasi yang berbadan hukum dengan mendaftarkan ke Departement Kehakiman dan mendapat pengesahan melalui SKep Menkeh R.I No. J.A.5/11/6, tanggal 2 Februari 1953, tambahan berita Negara R.I tanggal 3 Maret 1953, no 18. Berarti PSSI adalah satu – satunya induk organisasi olahraga yang terdaftar dalam berita Negara sejak 8 tahun setelah Indonesia merdeka.

Rabu, 13 Februari 2008